Wakil Perdana Menteri China, Wang Qishan, hari ini mengingatkan bahwa ekonomi global kini berada dalam keadaan suram dan kemungkinan perlu ada "pemulihan yang timpang" sebagai pilihan yang terbaik.
Menurut kantor berita Reuters, penilaian Wang itu diutarakan saat bertemu dengan para pejabat ekonomi AS yang tengah berkunjung ke China. "Kondisi ekonomi global tetap suram dan menjamin pemulihan ekonomi adalah prioritas mutlak," kata Wang, yang memimpin delegasi China dalam perundingan ekonomi dan perdagangan dengan AS di Kota Chengdu.
Pada Sabtu pekan lalu, Wang juga mengatakan bahwa resesi global sudah pasti muncul dan China harus berfokus menata masalahnya sendiri. Dalam pernyataannya hari ini Wang juga menegaskan bahwa Beijing harus terlebih dahulu menjamin pertumbuhan ekonominya sebelum berpikir pada masalah global.
Dengan kata lain, menjamin kuatnya ekonomi China akan membuat ekonomi dunia juga jadi lebih baik walau harus membuat AS terus menderita defisit dagang dengan negara komunis itu. "Pemulihan yang timpang akan lebih baik ketimbang resesi yang merata," kata Wang. "Sebagai ekonomi besar di dunia, China dan AS akan membuat sumbangan yang positif bagi dunia melalui pembangunan masing-masing," kata Wang.
Ekonomi China tengah melambat. Pada triwulan ketiga hanya 9,1 persen atau lebih rendah 0,4 persen dari triwulan sebelumnya dan 0,6 persen lebih sedikit dari tiga bulan pertama tahun ini. Namun, menurut standar Beijing, tingkat pertumbuhan ekonomi China itu rata-rata masih dalam batas normal.
Sementara itu, delegasi AS justru memperingatkan China agar tidak meremehkan makin gusarnya Washington atas kebijakan dan hambatan dagang dari Beijing. Kebijakan itu membuat defisit perdagangan AS dengan China makin besar. Salah satu penyebabnya adalah kurs yuan atas dolar yang masih dikendalikan China.
Dalam beberapa kesempatan terakhir, seperti di sela-sela pertemuan APEC dan KTT Asia Timur, Presiden Barack Obama dan para pejabatnya terus meminta China untuk menguatkan kurs yuan atas dolar agar produk-produk ekspor dari AS bisa jadi kompetitif.
Sementara itu Menteri Perdagangan AS, John Bryson, menyatakan pada dasarnya mereka menyambut baik peningkatan kerjasama dengan China di bidang perdagangan dan investasi. "Namun, pada kenyataannya juga banyak pihak di AS, termasuk komunitas bisnis dan parlemen, yang memiliki pandangan yang kian negatif atas hubungan dagang kita ini. Mereka mempertanyakan apakah kerjasama ini mampu membuat kemajuan berarti," kata Bryson.
Washington pantas khawatir karena defisit perdagangan AS dengan China meningkat tajam. Pada 2010 jumlah defisit mencetak rekor sebesar US$273,1 miliar, naik dari sekitar US226,9 miliar pada 2009.
Menurut kantor berita Reuters, penilaian Wang itu diutarakan saat bertemu dengan para pejabat ekonomi AS yang tengah berkunjung ke China. "Kondisi ekonomi global tetap suram dan menjamin pemulihan ekonomi adalah prioritas mutlak," kata Wang, yang memimpin delegasi China dalam perundingan ekonomi dan perdagangan dengan AS di Kota Chengdu.
Pada Sabtu pekan lalu, Wang juga mengatakan bahwa resesi global sudah pasti muncul dan China harus berfokus menata masalahnya sendiri. Dalam pernyataannya hari ini Wang juga menegaskan bahwa Beijing harus terlebih dahulu menjamin pertumbuhan ekonominya sebelum berpikir pada masalah global.
Dengan kata lain, menjamin kuatnya ekonomi China akan membuat ekonomi dunia juga jadi lebih baik walau harus membuat AS terus menderita defisit dagang dengan negara komunis itu. "Pemulihan yang timpang akan lebih baik ketimbang resesi yang merata," kata Wang. "Sebagai ekonomi besar di dunia, China dan AS akan membuat sumbangan yang positif bagi dunia melalui pembangunan masing-masing," kata Wang.
Ekonomi China tengah melambat. Pada triwulan ketiga hanya 9,1 persen atau lebih rendah 0,4 persen dari triwulan sebelumnya dan 0,6 persen lebih sedikit dari tiga bulan pertama tahun ini. Namun, menurut standar Beijing, tingkat pertumbuhan ekonomi China itu rata-rata masih dalam batas normal.
Sementara itu, delegasi AS justru memperingatkan China agar tidak meremehkan makin gusarnya Washington atas kebijakan dan hambatan dagang dari Beijing. Kebijakan itu membuat defisit perdagangan AS dengan China makin besar. Salah satu penyebabnya adalah kurs yuan atas dolar yang masih dikendalikan China.
Dalam beberapa kesempatan terakhir, seperti di sela-sela pertemuan APEC dan KTT Asia Timur, Presiden Barack Obama dan para pejabatnya terus meminta China untuk menguatkan kurs yuan atas dolar agar produk-produk ekspor dari AS bisa jadi kompetitif.
Sementara itu Menteri Perdagangan AS, John Bryson, menyatakan pada dasarnya mereka menyambut baik peningkatan kerjasama dengan China di bidang perdagangan dan investasi. "Namun, pada kenyataannya juga banyak pihak di AS, termasuk komunitas bisnis dan parlemen, yang memiliki pandangan yang kian negatif atas hubungan dagang kita ini. Mereka mempertanyakan apakah kerjasama ini mampu membuat kemajuan berarti," kata Bryson.
Washington pantas khawatir karena defisit perdagangan AS dengan China meningkat tajam. Pada 2010 jumlah defisit mencetak rekor sebesar US$273,1 miliar, naik dari sekitar US226,9 miliar pada 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar