Lembaga pemeringkat kredit Standard & Poor's (S&P) menurunkan peringkat obligasi salah satu ekonomi utama di Eropa, Prancis. Tidak hanya itu, surat utang delapan negara Eropa lainnya, yang juga sesama pengguna mata uang euro (zona euro) pun turun peringkat, bahkan sudah ada yang masuk ke katagori "sampah."
Penurunan peringkat kredit ini menggambarkan bahwa krisis utang di zona euro dalam dua tahun terakhir sudah sedemikian parah. Krisis ini menimbulkan keraguan di kalangan pelaku pasar keuangan akan masa depan mata uang regional di Eropa itu.
Menurut kantor berita Reuters, penurunan peringkat obligasi sejumlah negara Eropa itu diumumkan S&P pada Jumat 13 Januari 2012 waktu New York. Prancis, yang selama ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Eropa bersama Jerman, mengalami penurunan satu tingkat, dari AAA menjadi AA+. Nasib yang sama juga dialami Austria.
Malta, Slovakia, dan Slovania pun mengalami penurunan satu tingkat. Rekan-rekan mereka, Italia, Spanyol, Portugal, dan Siprus menderita penurunan dua peringkat. Bahkan, seperti dilaporkan BBC, status kredit dua negara yang disebut terakhir itu turun ke katagori "sampah" (junk).
Jerman, bagi S&P, masih bertahan. Obligasi negara itu tetap berstatus AAA dan ekonominya dipandang stabil.
S&P juga mengaku khawatir bahwa sejumlah inisiatif yang telah digulirkan para pemimpin Eropa dalam menghadapi krisis utang "bisa jadi belum cukup untuk sepenuhnya menanggapi tekanan sistemik yang terus berlangsung dalam zona euro."
Sejumlah negara sudah menerapkan langkah yang tidak populer dalam menanggulangi krisis, yaitu dengan menerapkan penghematan anggaran dan menaikkan pajak. Kebijakan itu menyebabkan gelombang PHK di kalangan pegawai negeri sipil dan memicu serangkaian protes.
Turunnya peringkat kredit di sejumlah negara Eropa itu bisa memicu serangkaian penurunan peringkat serupa di beberapa bank utama dan perusahaan besar serta lembaga pemerintahan Eropa. Ini bisa menimpa Fasilitas Penstabilan Keuangan Eropa (EFSF), yang dibentuk untuk menyelamatkan negara-negara zona euro yang terkena krisis keuangan.
Pengumuman S&P ini memicu turunnya harga saham di bursa New York dan nilai tukar euro pada transaksi Jumat waktu setempat.
Penurunan peringkat kredit ini menggambarkan bahwa krisis utang di zona euro dalam dua tahun terakhir sudah sedemikian parah. Krisis ini menimbulkan keraguan di kalangan pelaku pasar keuangan akan masa depan mata uang regional di Eropa itu.
Menurut kantor berita Reuters, penurunan peringkat obligasi sejumlah negara Eropa itu diumumkan S&P pada Jumat 13 Januari 2012 waktu New York. Prancis, yang selama ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Eropa bersama Jerman, mengalami penurunan satu tingkat, dari AAA menjadi AA+. Nasib yang sama juga dialami Austria.
Malta, Slovakia, dan Slovania pun mengalami penurunan satu tingkat. Rekan-rekan mereka, Italia, Spanyol, Portugal, dan Siprus menderita penurunan dua peringkat. Bahkan, seperti dilaporkan BBC, status kredit dua negara yang disebut terakhir itu turun ke katagori "sampah" (junk).
Jerman, bagi S&P, masih bertahan. Obligasi negara itu tetap berstatus AAA dan ekonominya dipandang stabil.
S&P juga mengaku khawatir bahwa sejumlah inisiatif yang telah digulirkan para pemimpin Eropa dalam menghadapi krisis utang "bisa jadi belum cukup untuk sepenuhnya menanggapi tekanan sistemik yang terus berlangsung dalam zona euro."
Sejumlah negara sudah menerapkan langkah yang tidak populer dalam menanggulangi krisis, yaitu dengan menerapkan penghematan anggaran dan menaikkan pajak. Kebijakan itu menyebabkan gelombang PHK di kalangan pegawai negeri sipil dan memicu serangkaian protes.
Turunnya peringkat kredit di sejumlah negara Eropa itu bisa memicu serangkaian penurunan peringkat serupa di beberapa bank utama dan perusahaan besar serta lembaga pemerintahan Eropa. Ini bisa menimpa Fasilitas Penstabilan Keuangan Eropa (EFSF), yang dibentuk untuk menyelamatkan negara-negara zona euro yang terkena krisis keuangan.
Pengumuman S&P ini memicu turunnya harga saham di bursa New York dan nilai tukar euro pada transaksi Jumat waktu setempat.