Selasa, 03 Januari 2012

Walau Krisis, Euro Tidak akan Bubar

Pejabat keuangan dan eksekutif perbankan Eropa menilai bahwa krisis utang di sejumlah negara memang telah menimbulkan masalah besar namun tidak akan sampai membubarkan euro. Mata uang itu tetap dipandang sebagai salah satu urat nadi bagi perekonomian Eropa walau kini dilanda instabilitas. 

Menurut kantor berita Reuters, komitmen itu mereka sampaikan bertepatan dengan peringatan sepuluh tahun diperkenalkannya penggunaan mata uang euro. Sudah 17 dari 27 negara anggota Uni Eropa yang telah menggunakan euro. Kelompok pengguna euro itu disebut sebagai zona euro (eurozone)

Namun, dalam dua tahun terakhir, zona euro menghadapi krisis yang parah setelah sejumlah anggotanya - seperti Italia dan Yunani - dihantam masalah utang. Situasi itu membuat sesama pengguna euro, seperti Jerman dan Prancis, harus ikut menanggung beban.

Menteri Keuangan Jerman, Wolfgang Schaeuble, menyatakan bahwa situasi saat ini jangan digeneralisir sebagai krisis euro. "Ini adalah krisis utang di sejumlah negara pengguna euro," kata Schaeuble kepada harian Jerman, Bild, yang diterbitkan hari ini.

Pejabat Bank Sentral Eropa, Christian Noyer, tetap optimistis dengan euro. Bagi dia, euro bisa menjadi mata uang terkemuka di dunia. Syaratnya, bagi dia, para pemimpin zona euro harus berhasil memperketat integrasi fiskal.

Namun Kepala Eksekutif Standard Chartered Bank, Peter Sands, menilai bahwa para pemimpin politik di Eropa belum menawarkan solusi yang berarti untuk mengatasi krisis di zona euro. "Kita memasuki 2012 dengan perkiraan yang sangat sulit atas zona euro...dengan kian meningkatnya kemungkinan bagi negara-negara yang akan meninggalkan zona euro," kata Sands kepada harian Telegraph edisi Minggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar