Kamis, 08 Desember 2011

Uni Eropa Stop Bantuan ke Negara Berkembang Ini berlaku bagi Indonesia dan negara-negara berkembang lain yang ekonominya tumbuh pesat

Uni Eropa berencana menghentikan bantuan pembangunan ke belasan negara berkembang. Rencana ini, yang akan diterapkan mulai 2014, juga berlaku bagi Indonesia dan negara-negara lain yang belakangan ini menikmati perkembangan ekonomi yang pesat.

Menurut harian The Financial Times, sejumlah negara yang terkena dampaknya adalah Argentina, Peru, Kolombia, Malaysia, Indonesia, Brazil, China, India, Thailand dan lain-lain. Rencana ini muncul di tengah krisis keuangan yang melanda banyak negara Eropa, namun Uni Eropa menyatakan bahwa keputusan itu terkait dengan rencana mereka untuk lebih banyak membantu negara-negara yang masih miskin.

Sebagai badan eksekutif kebijakan-kebijakan Uni Eropa, Komisi Eropa dalam pertemuan Rabu waktu setempat menyatakan bahwa keputusan itu juga mempertimbangkan bahwa ekonomi sejumlah negara yang selama ini menerima bantuan mereka telah menunjukkan kemajuan yang pesat. Mereka, bagi Uni Eropa, tidak lagi dianggap sebagai penerima bantuan, sehingga perlu dibentuk suatu "kemitraan baru." 

Sejumlah negara berkembang selama ini menikmati bantuan pembangunan dari Uni Eropa. Untuk periode tujuh tahun hingga 2013, India menerima 365 juta euro sedangkan Indonesia 423 juta euro. Proyek-proyek di China dan Brazil masing-masing menerima 170 juta euro dan 60 juta euro. Namun mulai 2014 semua aliran dana itu akan dihentikan.

Thomas Klau dari Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri menilai keputusan itu pertanda bahwa Eropa mulai berhemat anggaran dan di saat yang sama sejumlah negara berkembang justru menikmati pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Menurut harian The Economic Times, Uni Eropa selama ini merupakan donatur terbesar di dunia. Beranggotakan 27 negara, Uni Eropa memberi sumbangsih atas 50 persen dari bantuan mancanegara. Tahun lalu, Uni Eropa mengucurkan bantuan 53,8 miliar euro (US$72 miliar). Komisi Eropa menangani 20 persen dari bantuan itu, yaitu sebesar 11 miliar euro. (umi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar